Postingan

Kura-kura Merdeka

Gambar
  duo kura dengan posisi "best view" Seorang teman bertanya, "apa ya kalimat yang pas menggambarkan 'merdeka'?" Terlintas di kepala saya cuma "merdeka atau mati". Sungguh produk sukses infiltrasi konsep NKRI. Pertanyaan itu berlalu tanpa solusi, hingga tadi siang saya melihat dua kura-kura kecil di akuarium milik keponakan saya. Dua kura-kura itu dibeli mendekati dua tahun lalu. Ukurannya masih piyik , selebar telapak tangan bocah lima tahun. Tempat tinggalnya kotak berdinding plastik tebal seukuran 30x40 cm. Permukaannya selalu diisi air dan batu-batu tempat si kura-kura memanjat. Keponakan saya menamai si kura-kura Stella dan Mario. Saya tidak paham mana yang jantan dan betina, tapi keponakan saya bisa membedakan mana si Stella atau si Mario. Seiring waktu namanya berubah beberapa kali, tapi yang paling saya ingat ya cuma Stella-Mario ini. Kini duo kura-kura semakin besar tubuhnya. Kotak kaca yang diletakkan di meja ...

Karena Lebaran Nggak Selalu Mudik

Gambar
Jalan MH. Thamrin Senin Jam 9.30. Sepiiiy Jakarta lagi cantik-cantiknya. Kepenatan khas kota metropolitan surut seiring Hari Raya Idul Fitri. Damai di kampung halaman, senang di pangkuan ibukota. Tahun ini saya memutuskan tidak ambil cuti lebaran. Awalnya saya agak nyesal, karena tahun-tahun sebelumnya pasti mudik ke Yogyakarta, tempat ayah. Tapi karena uang THR saya alokasikan untuk keperluan lain, baiklah, saya telan saja segala resiko berlebaran di Jakarta. Kesepian karena sanak saudara boyongan ke Yogya, masuk kerja di saat yang lain sibuk posting foto di luar kota, kuliner enak-enak, nyaaaah pokoknya. Senin pagi sambil berpakaian, saya multi-tasking mantengin aplikasi gojek yang ciamik itu di henpon, mencari tanda ojek hijau berada di sekitar rumah. Mendekati 15 menit, henpon bergetar sambil berbunyi 'ting' nyaring. Ojek tersedia. Cukup 10 ribu Rupiah sampai di Halte Transjakarta Pintu 1 Gelora Bung Karno. Bukan iklan, tapi promo gojek ini cikib bingits. Udara ...

Sawahlunto : Periuk Bara dari Sumatera Barat

Gambar
Kenapa kamu harus ke Sawahlunto ? Karena kota ini memerangkap suatu masa. Perubahan terasa lambat sejak ia ditemukan pada Abad 19. Berjaya karena kandungan batu bara melimpah, meredup setelah terkikis eksploitasi, ditinggalkan setelah intan hitamnya habis, dan bangkit di tangan putra daerahnya sendiri. Sawahlunto luasnya tidak lebih dari satu wilayah kotamadya Ibukota Jakarta. Seperti cendawan, kota ini terletak di dasarnya. Tepiannya adalah kepungan tebing dengan hutan perawan. Bagi saya tidak ada yang lebih menarik dibanding kota kecil yang menyimpan cerita seterjal tebingnya, sepanjang jalan mencapai kesana.  Saya menempuh perjalanan dengan rute kota Padang - Solok - Sawahlunto. Mendarat dengan sukses pukul 8 pagi, saya tiba di Sawahlunto jelang petang setelah mampir ke Danau Atas-Bawah di Solok.  Saya tidak melihat gapura selamat datang atau sejenisnya. Tiba-tiba pemandangan rimbun pohon berganti deretan pemukiman. Jalan cukup untuk dua kendaraan roda empat, di ...

8 Lagu Tematik Patah Hati

Gambar
Asek..judulnya kekinian banget, mengusung tema paling hits.. Patah hati. Sebagai veteran dalam dunia kelam cinta, rasanya cukup pantas saya bicara soal rasa. Daftar lagu ini setia menemani saat menjalani hari paling menghancurkan seumur peradaban manusia, tiga bulan pertama merasakan kehilangan. Tapi, patah hati bukan berarti terus dirayakan dengan nada-nada menyayat macam Gloomy Sunday . Seperti pesan Aa Gym zaman masih termahsyur syiar di televisi lokal, kurang lebih, "udah tahu patah hati itu sedih, jangan dengerin lagu yang sedih juga. Dengerin lagu metal, biar sangar," Saya setuju. Karena musik itu menemani dua pertiga aktivitas. Ia memberi nuansa dan secara psikologis terbukti sanggup mempengaruhi suasana hati.  Sedang kecenderungan manusia saat bersedih adalah melipat gandakan nelangsanya. Terkadang kita ingin terjebak lebih lama dalam situasi pembenaran, melankoli dan drama. Musik adalah faktor pendukungnya. Cekidot delapan lagu pilihan saya saat masa de...

Mas, aku juga bodo lho...

Gambar
"Berpura-pura bodohlah sesekali di depan pria. Cukup untuk membuat mereka merasa tersanjung," Penggalan petuah Ibu kepada anaknya. Baru-baru ini saya dikenalkan kepada seorang lelaki berwajah kekanakan dengan lesung pipi manis setiap senyumnya tersungging. Pertama saya melihatnya lewat foto, dalam foto tersebut, dia memegang secarik kertas bergambar peta Indonesia yang dibuat dengan pensil. Tidak lama kemudian pria ini menghubungi saya lewat media sosial. Pertanyaan mengalir satu arah, saya menjawab. Dari siang berlanjut malam, besok pagi, malam lagi dan seterusnya. Bukannya itu tandanya obrolan itu nyambung. Ada yang sok tahu, kepinteran, ato kelucuan. Pokoknya sama-sama punya topik, ketik. Waktu ketemu pertama, grogi tapi nyaman juga ngobrolnya. Saya nggak merasa perlu berdandan pol, pake baju terbagus, karena merasa udah cukup veteran perkara pencitraan. Malam sesudah pertemuan, hp berbunyi : "udah sampe Ta?" Ini tanda dia mau lanjut! Seminggu ke...