Nayaka Praja
Sebagai seorang lulusan baru, saya bergabung dengan ribuan pencari nafkah lainnya. Ungkapan klise terluncur dari sekitar, sesaat setelah wisuda, "Welcome to the real life". Sebuah fenomena baru, alih-alih mengucapkan selamat, atau berbangga hati, ucapan singkat nan dashyat itu seolah mencerminkan, bahwa kehidupan nyata itu luar biasa parahnya. Orang-orang kebanyakan skeptis dengan kehidupan selanjutnya, wajar saja, begitu banyak 'mahasiswa abadi', yang enggan untuk beranjak dari statusnya. Enggan untuk melihat masa depan. Kelulusan saya ternyata berbarengan dengan pembukaan lowongan beberapa instansi negara. Antusiasme rekan seperjuangan saya, bukan main, mereka rela melakukan apa saja. Demi menjadi seorang Pegawai Negeri. Yah, demi mengejar sedikit kenyaman di hari tua, dan jaminan tidak akan terkena pemberhentian massal. Sah-sah saja setiap orang mempunyai persepsi sendiri tentang apa yang membuat mereka bahagia. Namun, hati ini tergelitik, karena realitas yang ada