Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2009

Hepi Wikend

Gawat! Siaga satu! Saya dah mulai males nulis!! Padahal, akhir minggu ini, begitu banyak kejadian..menyiram tembok hati yg mulai memucat..tergerus kapur pesimisme. Genap satu minggu, saya bekerja, mendapat mimpi saya, tanpa saya harus menjemputnya. Wah, Jagad raya ini memang unik..seperti biasa, tahu betul cara menyembuhkan penghuninya yang sakit. Lantas saya melangkah terengah untuk menunjukkan rasa menggila saya,sekaligus terpesona oleh anak adam yang luar biasa cakap. Sampai detik ini, saya usaha setengah mati mengetahui statusnya, apakah masih available, tapi belom dapet juga! dasar wartawan, bisanya ngorek, g bisa di korek. Lalu, sore kemarin, saya dapati diri saya terburu-buru, hanya untuk melihat sosoknya beberapa menit. Dia yang sangat absurd, tidak jelas apa saya tresno padanya. Saya hanya tahu, dia pernah singgah dalam hati saya sebagai penjawab kehausan saya dicintai. Saya sedih melihat orang itu, tidak berdaya dalam kumpulan orang pintar. Terpekur, tengggelam dalam ketidak

Kalimantan sejarak lima senti

Gambar
Take 1: Hari ini, kitab pintar saya, sebuah suratkabar mapan, memuat hasil liputannya, mengenai perdagangan manusia antar negara, spesifik dengan Malaysia. Kurang ajar sekali,ternyata negara kita dan negara tetangga tidak hanya satu rumpun, tetapi juga satu modus, sama-sama menjerumuskan bangsanya sendiri pada jurang perbudakan. Benar juga kata Pramoedya, Indonesia adalah negara budak, budak bagi bangsa lain, dan budak bagi bangsanya sendiri. Perdagangan manusia sudah tidak asing lagi. Tidak usah ditanya betapa sakti mandraguna jaringan tersebut. Membayangkan barang keluar toko saya kepala saya sudah pening, apalagi manusia, yang memiliki roh, kekuatan bertahan, dan melindungi diri, punya akal!mustahil..mustahil! Akal saya mencerna, wah, ada yang nggak bener nih. Dari saya masih SMA, sekitar 8 tahun lalu, sudah samar saya dengar masalah dagang-dagangan ini. Pasti umurnya lebih uzur lagi, karena sejarah perbudakan setua sejarah manusia itu sendiri. Dengan iming-iming p