Postingan

Resign

Gambar
Jelang petang sebelum pulang.. Kemarin sore, dua rekan sekantor punya kegiatan baru. Berkeliling dan berpamitan, karena hari itu adalah hari terakhir bekerja. Belum juga saya kenal keduanya, mereka sudah hengkang disertai dengan ucapan tulus-tak tulus, "sukses ya,"   Berhubung saya tak kenal, maka tak tahu juga sebab pengunduran diri mereka, minimal berasal dari divisi apa. Memang ada satu divisi yang santer isu turn over personal dengan cepat. Tapi saya tak berani memastikan. Yang pasti, saya pernah berada dalam posisi dua mantan rekan kerja tersebut. Selama tiga tahun malang melintang dalam dunia pekerjaan, saya baru paham betapa heboh isu si anu mengundurkan diri ( resign ) jika perusahaan tempat bekerja menetapkan standar ketat soal kepegawaian. Selain itu ia bisa menjadi tolok ukur dari seberapa kuat seseorang pada "seleksi alam" yang berlaku di setiap habitat pekerjaan. Hampir empat bulan lalu saat saya menandatangani kontrak kerja deng...

Njelimet

Gambar
Minggu siang ketiga saat gempita merayakan akhir pekan.. Terakhir kali menyambangi blog ini saya memutuskan membuang satu posting berjudul "cepat-cepatan dan banyak-banyakan". Posting ini menandakan puncak dari pamor blog Antasena. Walau berakhirnya harus cepat juga, tapi kini saya awali dengan kembali membuka blog untuk konsumsi umum, dan lebih tabah hati menghadapi publikasi, halah.. Berawal dari ibu. Sejak lama mama adalah tipe wanita yang serba bisa. Bisa memasak, menjahit, berkebun, menata bunga, kerajinan tangan, memarahi anaknya, berdandan, dan bekerja kantoran. Sekarang ia sedang gandrung dengan aneka kerajinan tangan. Tapi yang menarik ini, origami, seni melipat kertas dari Jepang. Mama berguru pada seorang wanita Jepang di Kelapa Gading. Suatu malam pulang kantor, ia memperlihatkan satu karyanya, berupa wadah segi enam dan bulat, lengkap dengan tutup. Wadah itu terbuat dari jalinan rumit lipatan kertas. Unik dan cantik. Lalu saya teringat wadah...

2009 Itu

Gambar
--> Apa makna kesepian sebenarnya? Apa yang sedang saya rasakan sekarang, tidak ada pengalih pas macam televisi, musik hingar-bingar, atau buku yang asyik, maka saya merasa sepi. Padahal pekerjaan cukup banyak. Piring menanti untuk dicuci, lantai bisa disapu, atau buku tebal mengenai tata bahasa inggris bisa dibuka. Tapi saya tidak berminat. Kenapa? apa yang salah dengan kesendirian ini? bukankah saya yang menginginkannya? Betul saya sudah memutuskannya, atau memang ini pilihan yang sama tidak enak. Daripada tinggal di tempat yang saya tidak bernyawa  didalamnya, saya memilih kebebasan dengan belenggu lain. Dari sini lahir konsep penjara. Apa susahnya berdiam diri dalam sel, tidak disiksa, diberi makan, minum, kesempatan hidup.  Hanya tubuhnya saja harus berdiam diri selama beberapa waktu. Itulah deritanya, rantainya, pikiran terdalam yang membungkam kebebasan karena tidak ada sosok manusia dekat-dekat tubuh so...

Dear God

Gambar
This is just a blast, part of my life, when i faced an option.. Love him or love Me... What can i do In You i trust... Minggu sore tiba-tiba terbersit pikiran konyol, saya ingin mengunjungi gereja bersama teman sekamar. Ia katolik taat dan saya muslim nyaris tobat. Sulit menggambarkan motivasi menguntit teman beribadah ini, apakah ingin tahu saja, diam-diam niat pindah agama, atau sekadar menghabiskan waktu.  Baiklah saya sampai di gereja yang berdampingan dengan masjid dan gereja protestan. Kumpulan rumah ibadah ini berada satu komplek dengan markas Brimob Kepolisian. Secara tersirat, komplek seperti ini yang masih menjamin kenyamanan setiap umat beribadah. Hampir pukul enam, adzan maghrib dan khotbah doa bersahut-sahutan. Sebagai muslim, saya terperanjat. Tapi siklus bulanan membuat saya 'bebas' sesaat dari kewajiban. Duduk saja anteng melihat sekeliling gereja, memperhatikan cara berdoa umat katolik, dan balik diperhatikan orang sebelah saya. I...

Ajojing Pertama

Gambar
Dugem.. clubbing ..ratu dansa...saya pikir sesekali harus mencobanya sekali seumur hidup (atau beberapa kali), dan tibalah masa itu. suatu jumat di pernikahan kawan, saya berkumpul lagi bersama teman-teman lingkungan. Ada keanehan merasuk, tapi juga senang. Jarum jam menunjuk angka 10.00 malam, teman mengajak untuk memanjangkan kumpul-kumpul dengan nongkrong di kawasan Kemang. Antara ingin dan tidak.. Toh, saya duduk diam di mobil, tidak terasa ketidakinginan luntur sejauh mobil yang saya tumpangi semakin mendekat ke arah Kemang. Mobil berhenti di area parkir bangunan bernama "Tipsy". Enggan campur penasaran sudah di ubun-ubun. Pulang juga nggak mungkin, baiklah kaki melangkah menaiki tangga yang memutar. Sempat terhenti 15 menit di front desk , saya terdiam. Aneka rupa manusia seliweran dengan asyik. Banyak anak-anak bule, mereka ini paling banter umurnya 17 tahun, nggak jauh-jauh pentolan Jakarta International School . Postur mereka yang bong...