Postingan

2009 Itu

Gambar
--> Apa makna kesepian sebenarnya? Apa yang sedang saya rasakan sekarang, tidak ada pengalih pas macam televisi, musik hingar-bingar, atau buku yang asyik, maka saya merasa sepi. Padahal pekerjaan cukup banyak. Piring menanti untuk dicuci, lantai bisa disapu, atau buku tebal mengenai tata bahasa inggris bisa dibuka. Tapi saya tidak berminat. Kenapa? apa yang salah dengan kesendirian ini? bukankah saya yang menginginkannya? Betul saya sudah memutuskannya, atau memang ini pilihan yang sama tidak enak. Daripada tinggal di tempat yang saya tidak bernyawa  didalamnya, saya memilih kebebasan dengan belenggu lain. Dari sini lahir konsep penjara. Apa susahnya berdiam diri dalam sel, tidak disiksa, diberi makan, minum, kesempatan hidup.  Hanya tubuhnya saja harus berdiam diri selama beberapa waktu. Itulah deritanya, rantainya, pikiran terdalam yang membungkam kebebasan karena tidak ada sosok manusia dekat-dekat tubuh so...

Dear God

Gambar
This is just a blast, part of my life, when i faced an option.. Love him or love Me... What can i do In You i trust... Minggu sore tiba-tiba terbersit pikiran konyol, saya ingin mengunjungi gereja bersama teman sekamar. Ia katolik taat dan saya muslim nyaris tobat. Sulit menggambarkan motivasi menguntit teman beribadah ini, apakah ingin tahu saja, diam-diam niat pindah agama, atau sekadar menghabiskan waktu.  Baiklah saya sampai di gereja yang berdampingan dengan masjid dan gereja protestan. Kumpulan rumah ibadah ini berada satu komplek dengan markas Brimob Kepolisian. Secara tersirat, komplek seperti ini yang masih menjamin kenyamanan setiap umat beribadah. Hampir pukul enam, adzan maghrib dan khotbah doa bersahut-sahutan. Sebagai muslim, saya terperanjat. Tapi siklus bulanan membuat saya 'bebas' sesaat dari kewajiban. Duduk saja anteng melihat sekeliling gereja, memperhatikan cara berdoa umat katolik, dan balik diperhatikan orang sebelah saya. I...

Ajojing Pertama

Gambar
Dugem.. clubbing ..ratu dansa...saya pikir sesekali harus mencobanya sekali seumur hidup (atau beberapa kali), dan tibalah masa itu. suatu jumat di pernikahan kawan, saya berkumpul lagi bersama teman-teman lingkungan. Ada keanehan merasuk, tapi juga senang. Jarum jam menunjuk angka 10.00 malam, teman mengajak untuk memanjangkan kumpul-kumpul dengan nongkrong di kawasan Kemang. Antara ingin dan tidak.. Toh, saya duduk diam di mobil, tidak terasa ketidakinginan luntur sejauh mobil yang saya tumpangi semakin mendekat ke arah Kemang. Mobil berhenti di area parkir bangunan bernama "Tipsy". Enggan campur penasaran sudah di ubun-ubun. Pulang juga nggak mungkin, baiklah kaki melangkah menaiki tangga yang memutar. Sempat terhenti 15 menit di front desk , saya terdiam. Aneka rupa manusia seliweran dengan asyik. Banyak anak-anak bule, mereka ini paling banter umurnya 17 tahun, nggak jauh-jauh pentolan Jakarta International School . Postur mereka yang bong...

Starbucks

Gambar
Apa enaknya segelas kopi Starbucks? Kenapa orang-orang rela mengantre untuk kopi berharga - minimal Rp.31.000 - dan lancar mengucap " Mocca Frappucino, tall, non fat " Mari saya ceritakan pengalaman icip Starbucks pertama seumur hidup. Dua minggu lalu, area perkantoran terkena demam "pusing kalo nggak ngopi". Wabah ini lantaran kedai kopi asal Amerika Serikat, Starbucks, resmi dibuka di komplek perkantoran saya. Bagi saya mereka yang menenteng gelas Starbucks tampak lebih berkelas (atau mau dianggap berkelas) karena berjalan cepat-cepat, masih membawa jinjingan di tangan satu, dan membawa gelas kopi di tangan satu lagi. Wah, ini indikator keberhasilan film Hollywood menyusupi masyarakat dunia ke-3 tentang gambaran orang sukses. Kebetulan kawan sebelah meja saya termasuk tipe "pusing dadakan". Jadilah setiap pagi ia menenteng gelas Starbucks, sekalipun isinya bukan kopi melulu. Lama-lama saya jadi penasaran. Apa sih enaknya? Bukannya kawan saya ...

Jangan Datang Sekarang...Atau Nanti

Gambar
" Aku tidak terlalu senang dia datang, karena aku tahu dia akan pergi ." Intisari pembicaraan dua ayah yang bernasib sama, ditinggal anak tercinta yang sedang mengejar asa di kota lain. Sore mendung saya duduk di mobil satu bapak itu. Sendirian di jok tengah - dalam posisi anak- dan termangu saja mendengar keluh kesah dua bapak di depan saya. Bapak pemilik mobil punya satu anak perempuan yang baru saja menjadi mahasiswa kedokteran di Yogyakarta. Saya ingat betul di hari keberangkatan putrinya saat bulan puasa, wajah si bapak yang biasanya sumringah menjadi melorot dan sibuk menggaruk-garuk kepalanya tanpa alasan. Bapak kedua punya tiga anak, dan anak tengahnya memutuskan ingin masuk asrama. Kebetulan anak tengah ini digambarkan sebagai yang paling mirip dengan ayahnya, dan hancurlah hati si ayah saat melepas si anak masuk gerbang asrama di Sukabumi. Bapak ini menceritakan pada saya, "Saya menyetir mobil berisi empat orang, tiga orang menangis terus, dan satu or...