Postingan

Kalau dokter bicara korupsi

Gambar
Korupsi sedang tenar.  Teman, keluarga, wartawan, kolega, pegawai negeri, semuanya senang bicara mengenai perilaku korup yang mengurat-akar di negeri ini. Terus kalo yang bicara seorang dokter gimana ya? Akhir pekan lalu saya menemani Ibu kontrol kesehatan di Siloam Hospital Kebon Jeruk. Ia konsultasi dengan dokter internis yang teratur mengikuti rekam jejak penyakit Ibu. Pertemuan antara dokter dan Ibu ini ajaib juga. Berawal tanpa perkenalan karena Ibu saya masuk rumah sakit dalam kondisi koma, namun berakhir seperti kawan baik yang tahunan berteman. Contohnya ini. Selama pemeriksaan, dokter pasti cerewet betul bertanya apa kegiatan Ibu, frekuensinya berapa lama, lalu menutup dengan pesan bersayap seperti, "Ibu jalan-jalannya ditambah ya. Nanti masuk rumah sakit lagi lho,"  Tentu saja Ibu nggak mau kalah. Dia berkilah tengah menyiapkan pembuatan buku kerajinan tangan. Sampai disini saya nimpalin, "eh dokter kan juga ada naskah. Lanjutin dong dok," Kaya...

Kutipan Hari Ini

Gambar
Quote atau kutipan menurut saya menjadi dahsyat karena pendek, dilahirkan dalam kondisi yang menekan, jadi orang kedua akan menyampaikan ke orang ketiga, keempat, dan seterusnya. Sependek,  " you are always in my hands... " Terbuat karena yang mengucapkan tengah tertekan hebat. Tiga pekan lalu ia menjabat sebagai direktur operasional perusahaan, tapi pekan ini ia seorang gelandangan ekspatriat. Rekan kerja saya yang menjadi sekretarisnya bercerita, pekan lalu ia mendapat email bertitel surat keputusan manajemen. Dalam surat itu menyebutkan bahwa direkturnya terhitung esok hari mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direktur, dan posisinya akan diisi sementara oleh wakil pak direktur. Kawan saya ini air mukanya melankolis lantaran sudut matanya turun seperti orang sayu. Ya nggak salah-salah banget hal pertama yang ia raih saat itu adalah tisu. Tiga lembar tisu ia tarik sambil melangkah ke ruangan si direktur. Benar saja, Pak direktur tengah termangu. Kawan saya...

Cerita Pihak Ke-3

Sebut dia mawar. Seorang perempuan, korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh kerabat dekatnya. Dia tidak mengerti bagaimana bisa malam itu akan menjadi kegelapan yang panjang. Lepas adzan isya berkumandang, ia tengah menikmati novel berlatar eksil komunis di bawah temaram lampu meja makan.  Barangkali ia terlampau percaya kakak iparnya telah terikat menjadi abang kandungnya. Bisa jadi ia semakin larut dalam bacaan hingga dua bab ia lahap tidak sampai dua jam. Ia masih tak beranjak saat mendengar langkah-langkah mendekat dan terkejut dengan ciuman  mendarat di pipi kanannya. Kenapa begini?? Deretan huruf segera kabur, perasaan tidak nyaman hinggap. Hingga tangan menjijikkan itu kembali menggerayangi pundak, punggung, dan dada Mawar. Ia bangkit dan menutup keras Novel-nya..ia jadikan buku itu tameng untuk dadanya yang terasa digelayuti kotoran, ia berlari menuju kamar dan mengunci pintu. Tuhan, apa yang terjadi padaku?  Rasa cekat meremas jantung, bingkai ...

132 Thing To Do Before 30

Judul diatas saya kutip dari sebuah majalah wanita untuk usia perempat abad. Si penulis rupanya mencoba berkesperimen dimana majalah lain biasanya sibuk menjual artikel bertema "resolusi tahun baru" pada terbitan awal tahun. Sebagai perempuan yang sejengkal lagi memasuki usia 30, saya merasa terpanggil untuk meng-sinkron-kan 132 daftar ini dengan apa yang sudah atau hendak saya capai.  Dan nominasinya adalaaaaah.... 1. Berkunjung ke lokasi film favorit      Hmm, ngak ada film yang cukup bikin saya ngiler ke satu daerah sih. Lewat 2. Rasakan nikmatnya first class seat di pesawat     Setelah sukses naik Garuda Indonesia gratisan, ini boleh juga dicoba. 3. Tidur di hotel bintang 5 di Luar Negeri     Yah, bobo di hotel bintang 5 di Lombok aja udah kegirangan. Ngak usah deh. 4. Foto dengan artis ganteng, pajang di profile picture     Emang ada artis Indonesia ganteng?? 5. Lakukan cek kesehatan wajib untuk perempuan, misal p...

Kuning, Panjang, di Trotoar, Apaan Tebak ?

Gambar
Semalam saya menyusuri jalur pedestrian di area Ratu Plaza. Awalnya saya berjalan di sisi terluar, tapi malah melipir ke tengah karena seleret garis kuning di trotoar ini. Selain ngejreng karena dicat kuning, teksturnya juga mengingatkan saya sama mainan balok lego. Setiap blok ada tekstur tiga garis, ada juga tekstur dot memenuhi blok.  Kalau bertemu jalur kendaraan masuk gedung, blok tekstur dot dibentuk seperti segi empat, belok menjauh i gerbang lalu blok tiga garis disusun lurus lagi sampai melintasi halte atau mengarah ke tangga penyeberangan. Cetakan blok yang segitu jelas sampai terasa di telapak kaki kalau melangkah sepanjang jalur kuning ini. Sambil lekat memperhatikan, sambil mikir artikel di Harian Kompas pekan lalu. Saya baru tahu, ternyata jalur kuning (bukan janur kuning) ini petunjuk bagi penyandang tuna netra. Blok dot atau  blok tiga garis seperti kode braille untuk orang berkebutuhan khusus. Banyak cerita bahwa seseorang tidak bisa melihat denga...