Saya dan Pemilihan Presiden

8 Juli 2009

Hari ini disambut antusias oleh (setidaknya) orang-orang disekitar saya, pemilihan presiden yang menyisakan tiga pasangan calon presiden beserta wakilnya.

Sejak dua hari lalu, ayah saya yang terdaftar di Jakarta, namun saat ini tinggal di Yogyakarta, berniat kembali ke Jakarta untuk ikut bersuara.

Tengah malam, kakak saya mengirim pesan singkat, " besok kamu nyontreng ndak?", ih, kirain apaan?

Saya dan teman saya pun berdiskusi kecil tentang siapa yang akan kami pilih. Hati kami terbelah pada dua pilihan.

Teman saya ini juga sakit (agak) parah. Tapi dia ngotot pulang ke rumah demi menyontreng. Dia harus naik kendaraan umum dari daerah Joglo ke Bekasi.

Hebat juga daya tarik Pemilihan presiden kali ini.

Ketika saya berangkat ke tempat pemilihan, hati ini masih belum tahu akan menentukan pilihan ke mana...sampai di bilik pemilihan, saya masih bengong saja melihat dua calon andalan saya...saya hanya menghela napas panjang, dan tercoretlah nomor itu.

Jari kelingking sudah makin manis dengan warna ungu, hati saya ikutan ungu.

Ada rasa menyesal karena baru saya sadar tidak memilih sesuai dengan teriakan kata hati. Ternyata informasi yang saya dapat selama ini mampu menggugah rasa skeptis pada calon pemimpin yang dulu saya elu-elukan.

Saya juga heran, kenapa saya lebay banget, perkara nyontreng doang?

Tapi tidak ada yang bisa dikategorikan "doang" untuk urusan Negara. Ibarat sebuah payung, Negara adalah payung besar yang menaungi sekian banyak individu, kepada Negara kita berlindung, sekalipun payung itu bolong-bolong, robek, kerangkanya rapuh, tidak sempurna melindungi.

Saya, ayah, kakak, teman, semuanya yang turut memilih berharap pada pemimpin yang berkomitmen kepentingan rakyat ada di atas segalanya. Rakyat banyak, dari berbagai bangsa, maunya juga banyak, tapi benang merahnya sama...Makmur, sejahtera, tenteram.

Tapi makmur versi siapa? Sejahtera seperti apa? Tenteram yang bagaimana? Adakah kebinekaan ini bisa terakomodir?

Saya mulai setuju dengan konsep "Bhineka tidak Ika".

Selamat berpesta rakyat Republik Indonesia. Memilihlah dengan hati nurani. Jangan tergoda dengan pemberitaan media yang tidak menyajikan informasi secara utuh...halah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Penting Cut Tari..!

Njelimet

Grace Kelly dan Kisah Dongengnya