Postingan

Dear secret admirer

Gambar
Hai kamu si pemuja rahasia.. Terima kasih ya sudah mengendap dalam sunyi malam.. memilih kata mutiara cantik dan menuangkannya dalam secarik kertas putih berbentuk hati. Ini kali kedua kamu melakukannya. Mungkin kamu gregetan, karena kertas pertama aku abaikan. Maaf ya, aku kira itu bercandaan seorang kawan.  Sepertinya aku tahu siapa kamu. Kenapa akhirnya kamu memilih menjadi bayangan, yang rela terinjak, tidak diperhatikan, tapi selalu ada.  Pujaan itu memang aneh. Rasa yang membelesak tanpa ampun, padahal ia seharusnya tidak boleh ada. Karena pada dimensi lain, ada orang lain yang memuja kamu juga kan?  Kalaupun ternyata kamu bukan orang yang aku kira.. siapapun kamu, aku tetap bahagia. Tidak ada perasaan yang lebih jumawa daripada diperhatikan. Mungkin aku tidak jatuh cinta kepadamu, tapi aku sangat menghargai perasaanmu.  Percayalah untuk semua pemuja, baik rahasia maupun terang-terangan.. kehadiran kalian memberi kesan mendalam untuk sang pujaan.

BPJS

Haruskah perusahaan berbaik hati dengan berbagai tunjangan untuk karyawannya ? Pertanyaan ini menggelitik sehabis ikut sosialisasi benefit kesehatan perusahaan Jumat lalu. Sebagai karyawan yang mulai "berjamur" di kantor saya sekarang, rasa-rasanya sudah tidak berekspektasi tinggi lagi dengan fasilitas perusahaan. Sosialisasi diadakan karena mulai tahun 2014 Pemerintah mewajibkan semua perusahaan mendaftarkan karyawannya di program asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Kayaknya semua orang kalo denger singkatan ini langsung semangat, soalnya konon ikutan BPJS menjamin biaya kesehatan digratiskan, selama ikut prosedur. Nah, selain menjelaskan BPJS, pihak HRD kantor juga menjelaskan kebijakan baru perusahaan soal benefit kesehatan yang terdiri dari tunjangan rawat inap, rawat jalan, kaca mata, dan uang suka cita.  Sore itu ruang meeting kapasitas 30 orang membludak jadi dua kali lipat. Saya dan teman kedapetan duduk di tepian jendela. Jam 3 lebih sedikit m

What The M

Kenapa sih orang ribut harus Menikah ? Kenapa juga ada orang yang berbusa-busa bilang jangan buru-buru nikah. Menurut manajer saya, menikah itu nggak usah tergesa-gesa. Karena faktor U, apalagi karena perkara udah lama pacaran sama si pacar. Menurut orang tua saya, hendaklah menikah karena beliau sudah tua, rasanya hidup di dunia ini paripurna jika kedua anaknya telah berkeluarga. Menurut sahabat saya, menikahlah dengan meluruskan niat. Karena Tuhan, konon lebih menyayangi umat-Nya yang menikah, karena sebaik-baiknya manusia adalah yang menikah. Menurut teman lain, ya menikah keleeeus, kan udah 30 niiih. Menurut teman lain lagi, menikah itu penting, karena jika diibaratkan, wanita itu susu, sementara pria adalah wine. Sifat susu makin lama jadi basi, sedang wine makin lama semakin enak, priceless . Menurut kolega saya, menikah itu asyik. Karena perkara pergi sama teman tanpa izin saja bisa jadi perkara puanjang. Menurut sepupu saya cepatlah menikah karena itu keinginan ma

Nggak Ada Surga di (Film) Edensor

Gambar
Kenapa ya Film Laskar Pelangi seri Edensor harus ganti sutradara ? Inti cerita buku Edensor adalah perjalanan dua bersaudara asal Belitung, Ikal dan Arai, meraih mimpi kuliah di Universite Sorbonne, Perancis. Jibaku mereka untuk mendapat beasiswa dari Uni Eropa, hingga diterima dan pergi ke Paris menambah kisah tentang "tak ada yang tak mungkin". Ikal adalah si penulis buku, Andrea Hirata, dan Arai diceritakan sebagai saudara jauhnya. Dalam film Ikal diperankan aktor Lukman Sardi, yang dadakan keriting dan lebih bluwek warna kulitnya. Sedang pemeran Arai adalah Abimana Aryasatya, yang mencuri perhatian sejak main film "Catatan Si Boy". Entah kenapa Arai diperankan tokoh Indo seperti Abimana (sebelumnya diperankan Ariel Peterpan). Jika merunut gambaran Arai di buku, anak Belitung asli, hobi main di pantai, merantau ke Jakarta juga pekerja keras, masa bisa putih bersih kulitnya?  Gimanapun, Abimana tak bersalah. Akting dia tetap ciamik .  Beberapa scene y

Kalau dokter bicara korupsi

Gambar
Korupsi sedang tenar.  Teman, keluarga, wartawan, kolega, pegawai negeri, semuanya senang bicara mengenai perilaku korup yang mengurat-akar di negeri ini. Terus kalo yang bicara seorang dokter gimana ya? Akhir pekan lalu saya menemani Ibu kontrol kesehatan di Siloam Hospital Kebon Jeruk. Ia konsultasi dengan dokter internis yang teratur mengikuti rekam jejak penyakit Ibu. Pertemuan antara dokter dan Ibu ini ajaib juga. Berawal tanpa perkenalan karena Ibu saya masuk rumah sakit dalam kondisi koma, namun berakhir seperti kawan baik yang tahunan berteman. Contohnya ini. Selama pemeriksaan, dokter pasti cerewet betul bertanya apa kegiatan Ibu, frekuensinya berapa lama, lalu menutup dengan pesan bersayap seperti, "Ibu jalan-jalannya ditambah ya. Nanti masuk rumah sakit lagi lho,"  Tentu saja Ibu nggak mau kalah. Dia berkilah tengah menyiapkan pembuatan buku kerajinan tangan. Sampai disini saya nimpalin, "eh dokter kan juga ada naskah. Lanjutin dong dok," Kaya